"NYI RORO KIDUL" ANTARA HISTORIS DAN MISTIS

Ujian Akhir Semster 'Tradisi Etnik Nusantara'
EKSOTISME FOLKLORE NUSANTARA
Relasi alam dengan folklore lisan
ANDINI BINAYUDA EKAWATI (4423107020)


NYI RORO KIDUL’ ANTARA HISTORIS DAN MISTIS

Siapa yang tidak mengenali sosok mistis legendaris Nyi Roro Kidul atau Ratu Laut Selatan. Di Indonesia ini mengenai sejarahnya bahkan kisah-kisah mistis nya masih sangat diminati oleh masyarakat di Indonesia khususnya para pencinta folklore mitologi. Mitos mengenai keberadaannya sendiri, masing-masing daerah khususnya di daerah Jawa Barat, Jawa tengah dan Bali mempunyai versi masing-masing. Tak hanya versi ceritanya, namun juga ritual nya yang berbeda. Di kalangan masyarakat Sunda berkembang anggapan bahwa Ratu Kidul merupakan titisan dari seorang putri Pajajaran yang bunuh diri di laut selatan karena diusir oleh keluarganya karena ia menderita penyakit yang membuat anggota keluarga lainnya malu. Di masa lalu, hiduplah seorang putri cantik bernama Kadita. Dewi Kadita adalah anak dari Raja Munding Wangi, Raja Kerajaan Pajajaran Meskipun sang raja mempunyai seorang putri yang cantik, ia selalu bersedih karena sebenarnya ia selalu berharap mempunyai anak laki-laki. Raja pun kemudian menikah dengan Dewi Mutiara, dan mendapatkan putra dari perkawinan tersebut. Maka, bahagialah sang raja. Dewi Mutiara ingin agar kelak putranya itu menjadi raja tanpa ada penantang atas takhtanya, dan ia pun berusaha untuk menyingkirkan Dewi Kadita. Kemudian Dewi Mutiara datang menghadap raja, dan meminta agar sang raja menyuruh putrinya pergi dari istana. Sudah tentu raja menolak. Raja berkata bahwa ia tidak akan membiarkan siapapun yang ingin bertindak kasar pada putrinya. Pada pagi harinya, sebelum matahari terbit, Dewi Mutiara mengutus pembantunya untuk memanggil seorang dukun tukang tenung. Dia ingin sang dukun meneluh atau mengutuk Kadita, anak tirinya. Sang dukun menuruti perintah sang ratu. Pada malam harinya, tubuh Kadita telah dipenuhi dengan kudis dan gatal-gatal. Ketika dia terbangun, dia menyadari tubuhnya berbau busuk dan dipenuhi dengan bisul. Puteri yang cantik itu pun menangis dan tak tahu harus berbuat apa. Ketika Raja mendengar kabar itu, beliau menjadi sangat sedih dan mengundang banyak tabib untuk menyembuhkan penyakit putrinya. Beliau sadar bahwa penyakit putrinya itu tidak wajar, seseorang pasti telah mengutuk atau mengguna-gunainya. Masalah pun menjadi semakin rumit ketika Ratu Dewi Mutiara memaksanya untuk mengusir puterinya karena dianggap akan mendatangkan kesialan bagi seluruh negeri. Karena Raja tidak menginginkan puterinya menjadi gunjingan di seluruh negeri, akhirnya beliau terpaksa menyetujui usul Ratu Mutiara untuk mengirim putrinya ke luar dari negeri itu. Hampir tujuh hari dan tujuh malam dia berjalan sampai akhirnya tiba di Samudera Selatan. Dia memandang samudera itu. Airnya bersih dan jernih, tidak seperti samudera lainnya yang airnya biru atau hijau. Tiba-tiba ia mendengar suara gaib yang menyuruhnya terjun ke dalam Laut Selatan. Dia melompat ke dalam air dan berenang. Tiba-tiba, ketika air Samudera Selatan itu menyentuh kulitnya, mukjizat terjadi. Bisulnya lenyap dan tak ada tanda-tanda bahwa dia pernah kudisan atau gatal-gatal. Malahan, dia menjadi lebih cantik daripada sebelumnya. Bukan hanya itu, kini dia memiliki kuasa dalam Samudera Selatan dan menjadi seorang dewi yang disebut Nyi Rara Kidul yang hidup selamanya. Kawasan Pantai Palabuhanratu secara khusus dikaitkan dengan legenda ini. Pelabuhan Ratu sendiri bukan hanya sekedar objek wisata di daerah Sukabumi, namun juga sebagai tempat untuk ritual khusus terhadap sang Ratu. Khususnya di hotel Samudera Beach Pelabuhan Ratu, tepat di kamar 308 sebuah kamar telah disiapkan oleh pihak hotel karena mereka mempercayai bahwa sang Ratu senantiasa mengunjungi kamar ini. Di kamar yang di dominasi dengan warna hijau yang konon dipercayai sebagai warna kesukaan sang ratu didalamnya terdapat beberapa lukisan karangan maestro lukis Indonesia yaitu Basuki Abdullah. Lukisan cantik yang dipercayai menggambarkan sosok rupa sang ratu kabarnya memiliki nilai magis tersendiri. Kamar ini dilengkapi dengan meja rias yang berisi dengan alat-alat rias wanita yang disukai oleh sang ratu. Kamar dengan kelambu hijau ini juga dilengkapi dengan serangkaian sesaji seperti bunga-bunga, buah, serta makanan. Biasanya sesaji ini diberikan oleh para pengunjung yang datang untuk mencari berkah dari kamar sang ratu. Di Pelabuhan Ratu sendiri, setiap harinya terdapat serangkaian ritual-ritual selain berkunjung ke kamar sang ratu, mereka juga menuju ke laut untuk merendam badan mereka, konon kabarnya dengan merendam mereka akan mendapatkan ketentraman hidup. Ada pula ritual sedekah laut, rangkaian ritual ini merupakan kegiatan membuang sesaji ke laut. Sesaji yang dibuang berupa makanan, bunga, dan segala benda-benda yang disukai sang ratu. Dalam rangkaian acara sedekah laut ini dilakukan beberapa upacara seperti acara tari-tarian dan upacara adat lainnya. Ritual sedekah laut ini dimaksudkan untuk mengungkapkan rasa syukur mereka atas panen atau hasil laut yang melimpah di daerah mereka.
Dalam versi masyarakat Jawa, tidak diketahui pasti kapan legenda ini berkembang di masyarakat. Namun, kisah mengenai sang penguasa mistik laut selatan ini sangat dipercayai oleh dua keraton besar di daerah Jawa Tengah, seperti di keraton kasultanan Jogja dan keraton kasunanan Surakarta. Kedua dinasi kerajaan Mataram Islam ini mempercayai bahwa sang ratu merupakan istri spiritual para raja-raja dari kedua keraton tersebut. Di Jogjakarta, keraton mempersembahkan tiga titik keramat di wilayah Jogja yaitu Pantai Parangkusumo, Bantul dan Pantai Paranggupita. Di wilayah Surakarta keraton memiliki Panggung Sanggabuwana yang diyakini bahwa ditempat inilah tempat bercengkrama sang penguasa laut selatan dengan raja dari kasunanan Surakarta. Di tempat inilah kabarnya, snag ratu datang dengan penampilan sebagai perempuan cantik dan muda disaat bulan hidup dan pada bulan purnama, namun berangsur-angsur menua dan buruk pada saat menuju bulan mati. Dalam keyakinan masyarakat Jawa sang ratu memiliki pembantu yang setia yang disebut sebagai Nyai Roro Kidul jadi, antara Nyai da Nyi ternyata berbeda kalau Nyi adalah ratu namun Nyai adalah pembantu dari snag ratu. Nyi Rara Kidul atau yang terkadang disebut Nyi Lara Kidul ini sangat menyukai segala sesuatu yang berwarna hijau, untuk itu setiap pengunjung di pantai-pantai di sepanjang Jawa dilarang untuk menggunakan pakaian atau segala sesuatu yang mengangung unsur warna hijau, karena kabarnya sang ratu akan menarik orang tersebut dan membawanya ke tengah laut. Jika, orang tersebut terseret ke dalam laut kabarnya, tidak ada satupun orang yang dapat menolong untuk menyelamatkan orang tersebut. Dari kisah mengenai sang ratu, maksud ia menarik pengunjung yang mengenakan baju berwarna hijau adalah untuk dijadikan pasukan di kerajaan sang ratu yang konon bersemayam di dasar laut. Kisah lain dari Nyi roro kidul ini merupakan sosok agung yang dimuliakan dan dihormati dalam mitologi Jawa. Karena orang Jawa mengenal sebuah istilah "telu-teluning atunggal" yaitu tiga sosok yang menjadi satu kekuatan. Yaitu, Eyang Resi Projopati, Panembahan Senopati, dan Ratu Kidul. Panembahan merupakan pendiri kerajaan Mataram Islam, yang dipertemukan oleh Ratu Kidul ketika bertiwikrama sesuai arahan Sunan Kalijaga guna memenuhi wangsit yang diterimanya membangun sebuah keraton yang sebelumnya sebuah hutan dengan nama "alas mentaok" (kini Kotagede di Daerah Istimewa Yogyakarta). Pada proses bertapa, diceritakan semua alam menjadi kacau, ombak besar, hujan badai, gempa, dan gunung meletus. Ratu Kidul setuju membantu dan melindungi Kerajaan Mataram, dan bahkan dipercaya menjadi "istri spiritual" bagi Raja-raja trah Mataram Islam. Pemahaman terkait penguasa laut selatan harus diluruskan. Karena antara "Rara kidul" dengan "Ratu kidul" sangatlah berbeda. Namun sudah menjadi pemahaman umum bahwa sosok tersebut adalah sama. Dalam kepercayaan Kejawen, yaitu kepercayaan Jawa yang dipengaruhi Hindu dan sudah bercampur beberapa unsur Islam, dalam mitologi Jawa, alam kehidupan itu terbagi menjadi beberapa Tahap. Tahap pertama adalah alam Kadewan, kedua adalah alam Nabi, ketiga adalah alamWali, keempat alam Menungsa (Manusia) dan yang akan datang adalah alam Adil. Pada mitologi Jawa, Ratu Kidul merupakan ciptaan dari Dewa Kaping telu yang kemudian mengisi alam kehidupan sebagai Dewi Padi (Dewi Sri) dan dewi alam lainnya. Sedangkan Rara Kidul merupakan Putri dari Raja Sunda yang terusir oleh ayahandanya sendiri karena ulah dari ibu tirinya sendiri yang kemudian menjelma menjadi sosok penguasa di laut selatan setelah menceburkan diri di laut selatan. Dan cerita terkait antara "Ratu Kidul" dengan "Rara Kidul" bisa dikatakan beda fase tahapan kehidupan menurut mitologi Jawa. Untuk ritual atau pemuliaan terhadap sang ratu dari daerah Jawa yaitu dengan dikeramatkannya malam Jum’at dan Selasa kliwon. Tepat di pantai Parangkusuma dan kawasan Cepuri upacara dilakukan, upacara dilakukan pada malam jum’at dan selasa kliwon dengan melakukan ritual berpuasa selama 40 hari yang dimilai pada hari Rabu Wage dan Kamis Pon. Ketika masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya melakukan ritual di Sela Sengker (di kawasan Cepuri) maka ada tiga penunggu yang dipercayai oleh para pelaku ritual. Mereka yang menunggu Sela Sengker (batu kecil) adalah Mbok Rara Kidul sebagai pembantu Ratu Kidul. Mbok Nyi Roro Kidul merupakan Wakil Ratu Kidul atau Gusti Kanjeng Ratu Kidul, sebagai penguasa laut selatan. Menurut sang kuncen atau juru kunci dari daerah ini yaitu RP Suraksotarwono orang-orang yang melakukan ritual ini adalah mereka yang melalui jalan pintas dalam mencapai apa yang mereka inginkan. Misalnya, dalam hal rejeki atau jodoh. Itu menurut kepercayaan mereka masyarakat Jawa yang masih sangat memegang adat istiadat kejawen mereka. Sementara menurut mereka Mbok Rara Kidul merupakan sebangsa jin sedangka Nyi Rara Kidul merupakan ratu penguasa laut yang diagungkan. Dalam tradisi yang telah berlangsung turun temurun, setelah peziarah melakukan doa di batu sengker, maka seluruh sesajian yang dipersembahkan untuk Gusti Kanjeng Ratu Kidul maka akan dilabuh di Pantai Parangkusumo yang jaraknya 300 meter selatan Cepuri. Seiring dengan perkembangan jaman dan juga tuntutan ekonomi, ritual malam Jumat Kliwon maupun Selasa Kliwon seakan-akan kehilangan rohnya, karena hanya semacam menjadi tradisi semata. Bahkan mulai tahun 1980-an tradisi malam Jumat Kliwon dan Selasa kliwon seakan akan hanya menjadi tempat untuk kegiatan perekonomian masyarakat seperti wisata, atau kegiata jual beli karena pada saat diberlamgsungkannya ritual terdapat banyak kegiatan seperti pentas seni bahkan sejenis pasar dadakan atau pasar malam di sekitar area ritual. Sementara itu sebuah hotel di Jogja yaitu hotel Queen of South di sekitar pantai Parangtritis meneydiakan 33 kamar khusus bagi sang ratu sebagai wujud pemuliaan mereka terhadap Kanjeng Ratu Kidul.
 
Antara historis dan mistis dari kisah inilah yang membuat masyarakat serta para pencinta folklore nusantara begitu menyukai kisah sang penguasa ratu selatan. Historisnya yang memiliki berbagai versi yang begitu dapat dijadikan sebagai bagian dari sejarah legenda Indonesia dalam industri pariwisata dapat dijadikan sebagai heritage tourism atau wisata warisan budaya seperti yang dapat dilihat di pelabuhan ratu. Serta mistisnya yang kuat akan bumbu-bumbu misteri yang menarik banyak menginspirasi beberapa cerita-verita horor di Indonesia serta rasa penasaran yang begitu kuat dari para wisatawan. Menurut saya pribadi, legenda ini sangat unik membaca legenda ratu laut selatan sendiri cakrawala pengetahuan kita akan terbuka dengan beberapa aspek seperti dari segi budaya, legenda, cerita mistis dan tentang kehidupan masyarakat tertentu. Jadi jangan melihat suatu legenda mistis dari cerita misterinya saja namun juga harus dipelajari asal-usul dari kisah tersebut sebagai koleksi pengetahuan kita akan folklore nusantara. 



0 Response to ""NYI RORO KIDUL" ANTARA HISTORIS DAN MISTIS"

Posting Komentar