a.Rumah Lontik /Lancang(Kampar)
Rumah lontik yang dapat juga disebut rumah lancang karena rumah ini bentuk,ciri atapnya melengkung keatas, agak runcing seperti tanduk kerbau. Sedangkandindingnya miring keluar dengan hiasan kaki dinding mirip perahu atau lancang.Hal itu melambangkan penghormatan kepada Tuhan dan-sesama. Rumah adatlontik diperkirakan dapat pengaruh dari kebudayaan Minangkabau karenakabanyakan terdapat di daerah yang berbatasan dengan Sumatera Barat. Tanggarumah biasanya ganjil.
Balai Salaso Jatuh
Balai salaso jatuh adalah bangunan seperti rumah adat tapi fungsinya bukanuntuk tempat tinggal melainkan untuk musyawarah atau rapat secara adat. Sesuaidengan fungsinya bangunan ini mempunyai macam-macam nama antara lain :Balairung Sari, Balai Penobatan, Balai Kerapatan dan lain-lain. Bangunan tersebutkini tidak ada lagi, didesa-desa tempat musyawarah dilakukan di rumah Penghulu,sedangkan yang menyangklut keagamaan dilakukan di masjid.Ciri - ciri Balai Salaso Jatuh mempunyai selasar keliling yang lantainya lebihrendah dari ruang tengah, karena itu dikatakan Salaso Jatuh. Semua bangunanbaik rumah adat maupun balai adat diberi hiasan terutama berupa ukiran.Puncak atap selalu ada hiasan kayu yang mencuat keatas bersilangan dan biasanyahiasan ini diberi ukiran yang disebut Salembayung atau Sulobuyung yangmengandung makna pengakuan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Pakaian Adat Provinsi Riau
Pakain Adat Melayu Riau ini adalah pakaian tradisional Riau, walaupun adabeberapa macam-macam namun hanya satu pakaian adat untuk daerah Riau, yaitu Pakaian Adat Melayu Riau.
1. Foto Pakaian Adat, Tradisional Melayu Indragiri Riau
2. Foto Baju Adat Melayu Bengkalis Riau
3. Foto Baju Adat, Tradisional Melayu Siak Riau
Nilai Filosofi, Makna Pakaian Melayu Riau
Suatu karya seni disebut indah apabila pertama dibuat dengan baik dan kedua mempunyai makna. sebagai suatu hasil kebudayaan, Baju Melayu Kepulauan Riau idealnya hendaklah molek dilihat dari jauh dan molek pula dipandang dari dekat, indah menurut pemandangan mata dan hati, dibuat dengan baik dan mempunyai makna-makna yang terkandung dalam lambang-lambang.
Bagi orang Melayu, pakaian selain berfungsi sebagai penutup aurat dan pelindung tubuh dari panas dan dingin, juga menyerlahkan lambang-lambang. Lambang-lambang itu mewujudkan nilai-nilai terala (luhur) yang dijunjung tinggi oleh masyarakatnya.
Dengan bersebatinya lambang-lambang budaya dengan pakaian, kedudukan dan peran pakaian menjadi sangat mustahak dalam kehidupan orang Melayu. berbagai ketentuan adat mengatur tentang bentuk, corak (motif), warna, pemakaian, dan penggunaan pakaian. Ketentuan-ketentuan adat itu diberlakukan untuk mendidik dan meningkatkan akhlak orang yang memakainya.
Pakaian Melayu dari ujung kaki sampai ke ujung rambut ada makna dan gunanya. ”Semuanya dikaitkan dengan norma sosial, agama, dan adat-istiadat sehingga pakaian berkembang dengan makna yang beraneka ragam. Makna pakaian melayu juga dikaitkan dengan fungsinya, yaitu pakaian sebagai penutup malu, pakaian sebagai penjemput budi, dan pakaian sebagai penolak bala.
Pada kaum laki-laki terdapat tiga jenis pakaian adat melayu. Pertama, baju melayu cekak musang yang terdiri dari celana, kain dan songkok. Baju ini biasa digunakan pada acara-acara keluarga seperti kenduri.
Kedua baju melayu gunting cina, baju ini biasa digunakan dalam sehari-hari dirumah untuk mengadakan acara yang tak resmi. Dan ketiga, baju melayu teluk belanga, baju ini terdiri dari celana, kain sampin dan penutup kepala atau songkok.
Sedang pakaian kaum perempuan ada dua yaitu pertama baju kurung, yang terdiri atas kain, baju dan selendang. Selendang dipakai dengan lepas di bahu dan biasanya tak melingkar di leher pemakai. Dan kedua, baju kebaya labuh, ynag terdiri atas kain, baju dan selendang.
Panjang lengan baju kira-kira dua jari dari pergelang an tangan sehingga gelang yang dikenakan kaum perempuan kelihatan. Lebar lengan baju kira-kira tiga jari dari permukaan lengan. Kedalaman baju bervariasi dari sampai batas betis atau sedikit ke atas.
Bagi perempuan dalam berpakaian dilengkapi dengan siput (sanggul) yang terdiri atas tiga macam yaitu, siput tegang, siput cekak, dan siput lintang. dan tudung atau penutup kepala.
Senjata Tradisional Provinsi Riau
Orang Melayu Riau mengenal berbagai jenis senjata tradisional, yang dikategorikanke dalam senjata pendek (seperti jembia, keris, belati, badik, beladau, dan sabit)serta senjata panjang (tombak, kojou, pedang, seligi, dan sundang). Senjata-senjatatersebut tidak mutlak diperlukan.Dari sekian banyak jenis senjata tradisional yang ada, yang banyak dimilikimasyarakat adalah jenis pedang, tombak, keris, dan badik. Pedang ‘jenawi’merupakan sejenis senjata pedang yang dipergunakan oleh para panglima perangtempo dulu. Jenis senjata badik (sekin) yang umum digunakan adalah ‘tumbuk lada’, yang bentuknya seperti keris tetapi ukurannya lebih pendek. Senjata ini digunakanuntuk berperang dan keperluan sehari-hari. Pada mata badik yang untuk berperangsering diolesi dengan racun. Penggunaan badik untuk melawan musuh tersirat dalamungkapan:“
Bila badik telah ditarik dari sarungnya, maka harus ditikamkan pada suatu benda atau binatang. Barulah kemudian badik dimasukkan pada sarungnya
”. Ungkapan inimenggambarkan, orang Melayu Riau pantang menyerah dalam menghadapi segalatantangan.Contoh beberapa gambar senjata tradisional provinsi Riau :
1 keris
2 sabit
3 beladau
Makanan Khas Provinsi Riau
Masakan, makanan Khas Riau memang tidak jauh beda dengan makan khas,kuliner, di-beberapa daerah Indonesia seperti Sumatra Barat, Kalimantan, sertasaudara mudanya Kepulauan Riau.Walaupun begitu Kuliner, Masakan Khas Riau tetap memiliki ciri khas dibandingkanmasakan daerah lain. Seperti salah satu masakan khas Riau berupa Sambal terungAsam. Kuliner ini juga terdapat di Kalimantan. Lalu gulai asam pedas ikan patinmungkin juga dapat ditemukan daerah Sumatra lainnya.Berikut daftar menu kuliner, masakan Riau beserta resepnya yang-bisa ditemukandi-berbagai tempat Bumi Lancang Kuning :
-Gulai Asam Pedas Ikan Patin, Masakan Khas Riau daratan
-Gulai Belacan, Masakan Khas Riau pantai timur Sumatra
-Gulai Sayur Lemak Kuah Santan, Kuliner Khas Riau
-Sambal Terung Asam, Masakan Khas Melayu Riau
-Bacah Daging, Kuliner - Makanan Khas Riau
-Gulai Belacan Udang - Makanan Khas Riau
0 Response to "Folklore Bukan Lisan Provinsi Riau (Aditya Pramudito) part 4"
Posting Komentar