SAMAN DANCE |
Pada era globalisasi serta kecanggihan teknologi yang dikembangkan oleh negara-negara maju. Seolah membuat kita terlena dan terkagum-kagum hingga lupa akan asal-usul negara. Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki pesona beribu-ribu pulau yang di mana terdapat beraneka ragam warisan budaya dan sejarah juga ada di dalamnya. Dan mungkin membutuhkan waktu yang tidak singkat bila harus membahasnya satu persatu dari Sabang sampai Merauke. Untuk itu, dikarenakan Indonesia adalah negara yang memiliki warisan leluhur budaya antara lain dalam kesenian tradisional dan mungkin masih banyak warisan-warisan lainnya. Di sini saya mencoba untuk mengulas lebih dalam tentang salah satu keistimewaan dari beragam seni dan budaya yang ada di dalamnya yakni salah satu daerah di bagian paling barat Indonesia dan ada Pulau Sumatera yakni Nangroe Aceh Darussalam yang biasa kita kenal dengan nama Aceh.
Aceh adalah salah satu dan merupakan bagian keanekaragaman Indonesia , betapa tidak? Aceh memiliki warisan kebudayaan tradisional yang beraneka ragam dari setiap suku-suku yang menghuni. Maka, sayapun tertarik dan berinisiatif untuk membahas Tari Saman dalam thema kali ini yang akan saya ulas. Baiklah, mungkin akan lebih baik jika langsung saja saya membahasnya. Tari Saman, merupakan salah satu tari tradisonal yang berasal dari NAD atau yang biasa kita kenal Aceh. Warisan leluhur yang masih di jaga sampai saat ini, bahkan mampu berevolusi sesuai dengan perkembangan zaman saat ini. Namun, tentang Tari Saman itu sendiri, tidak sedikit orang yang blum mengetahuinya secara pasti, dikarenakan telah masuknya begitu banyak kecanggihan-kecanggihan teknologi yang begitu memanjakan mereka.
Tari Saman merupakan salah satu dari beraneka ragam tarian yang berasal dari pelosok Indonesia, karena Tari Saman ini sendiri bisa di kategorikan kedalam seni tari yang sangat menarik perhatian dan merupakan bagian dari warisan adat seni tradisional yang sangat unik. Hal ini bisa dikatakan karena Tari Saman sendiri adalah tari dimana para penari begitu kompaknya bergerak sama antara satu dengan yang lain dan berimbang dengan tanpa iringan musik yang seperti biasa dilakukan oleh tarian lain sehingga bisa terlihat dalam satu tubuh saja atau bahkan banyak yang bilang tari saman ini adalah tari seribu tangan. Meskipun sebenarnya dimainkan oleh banyak orang yang seakan berkaitan satu sama lainnya secara beraturan.
Nah ulasan diatas baru sedikit pembukaan dari ulasan yang akan saya bahas, berikut akan saya lebih mengulas lebih dalam di mulai dari bagaimana sih sejarah tari saman itu sendiri, mengapa di namakan tari saman, kemudian apa sih sebenarnya makna dan fungsi, seluk beluknya dan sebagainya.
Di antara beraneka ragam tarian dari pelosok Indonesia, tari saman termasuk dalam kategori seni tari yang sangat menarik. Keunikan tari saman ini terletak pada kekompakan gerakannya yang sangat menakjubkan. Para penari saman dapat bergerak serentak mengikuti irama musik yang harmonis. Gerakan-gerakan teratur itu seolah digerakkan satu tubuh, terus menari dengan kompak, mengikuti dendang lagu yang dinamis. Sungguh menarik, bukan? Tak salah jika tari saman banyak memikat hati para penikmat seni tari. Bukan hanya dari Indonesia, tapi juga dari mancanegara. Sekarang, mari kita ulas lebih dalam lagi mengenai tarian unik ini.
Sejarah
Mengapa tarian ini dinamakan tari Saman? Tarian ini di namakan Saman karena diciptakan oleh seorang Ulama Aceh bernama Syekh Saman pada sekitar abad XIV Masehi, dari dataran tinggi Gayo, Aceh Tenggara. Awalnya, tarian ini hanyalah berupa permainan rakyat yang dinamakan Pok Ane. Namun, kemudian ditambahkan iringan syair-syair yang berisi puji-pujian kepada Allah SWT, serta diiringi pula oleh kombinasi tepukan-tepukan para penari. Saat itu, tari saman menjadi salah satu media dakwah.
Pada mulanya, tari saman hanya ditampilkan untuk event-event tertentu, khususnya pada saat merayakan Hari Ulang Tahun Nabi Besar Muhammad SAW atau disebut peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Biasanya, tari saman ditampilkan di bawah kolong Meunasah (sejenis surau panggung). Namun seiring perkembangan zaman, tari Saman pun ikut berkembang hingga penggunaannya menjadi semakin sering dilakukan. Kini, tari saman dapat digolongkan sebagai tari hiburan/pertunjukan, karena penampilan tari tidak terikat dengan waktu, peristiwa atau upacara tertentu. Tari Saman dapat ditampilkan pada setiap kesempatan yang bersifat keramaian dan kegembiraan, seperti pesta ulang tahun, pesta pernikahan, atau perayaan-perayaan lainnya. Untuk tempatnya, tari Saman biasa dilakukan di rumah, lapangan, dan ada juga yang menggunakan panggung.
Tari Saman biasanya ditampilkan dipandu oleh seorang pemimpin yang lazimnya disebut Syekh. Penari Saman dan Syekh harus bisa bekerja sama dengan baik agar tercipta gerakan yang kompak dan harmonis. Tari saman dikenal dengan banyak nama. Bukan hanya tari seribu tangan, tapi juga Saman Gayo di Aceh Tenggara dan Tengah, Saman Lokop di Aceh Timur, dan Saman Aceh Barat di Aceh Barat.
Pada masa penjajahan Belanda, pertunjukan tari saman dilarang karena katanya mengandung unsur magis yang bisa menyesatkan. Namun larangan ini tidak dihiraukan oleh masyarakat Aceh. Tari saman pun terus berkembang pesat sampai sekarang. Selain itu, tari saman tidak hanya dipertunjukkan di Aceh tapi juga di kota-kota lain di Indonesia. Tari saman bahkan sudah sampai ke mancanegara seperti Cina, Taiwan, Eropa bahkan ke Amerika. Bahkan setau saya di beberapa media di Jakarta sudah dimasukkan menjadi kurikulum kesenian di SMA-SMA Jakarta, selain itu tari saman mulai di pelajari di sanggar tari atau sekolah-sekolah yang nantinya di pertunjukkan atau diperlombakan dan tidak hanya berlaku di Indonesia melainkan di negara-negara lain di dunia.
Makna dan Fungsi
Tari Saman dijadikan sebagai media dakwah. Sebelum Saman dimulai, tampil pemuka adat untuk mewakili masyarakat setempat. Pemuka adat memberikan nasehat-nasehat yang berguna kepada para pemain dan penonton. Syair-syair yang di lantunkan dalam tari Saman juga berisi petuah-petuah dan dakwah.
Berikut contoh sepenggal syair dalam tari Saman:
Reno tewa ni beras padi, manuk kedidi mulu menjadi rempulis bunge.
Artinya:
Betapa indahnya padi di sawah dihembus angin yang lemah gemulai. Namun begitu, burung kedidi yang lebih dulu sebagai calon pengantin serta membawa nama yang harum.
Namun dewasa ini, fungsi tarian saman menjadi bergeser. Tarian ini jadi lebih sering berfungsi sebagai media hiburan pada pesta-pesta, hajatan, dan acara-acara lain seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya.
Gerakan
Tarian saman menggunakan dua unsur gerak yang menjadi unsur dasar dalam tarian saman: Tepuk tangan dan tepuk dada. Diduga, ketika menyebarkan agama Islam, syeikh saman mempelajari tarian melayu kuno, kemudian menghadirkan kembali lewat gerak yang disertai dengan syair-syair dakwah Islam demi memudahkan dakwahnya. Dalam konteks kekinian, tarian ritual yang bersifat religius ini masih digunakan sebagai media untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah melalui pertunjukan-pertunjukan.
Tarian Saman termasuk salah satu tarian yang cukup unik, selain karena butuh suatu kekompakan, ketepatan seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, karena tarian saman ini hanya menampilkan gerak tepuk tangan dan gerakan-gerakan lainnya, seperti gerak guncang, kirep, lingang, surang-saring (semua gerak ini adalah bahasa Gayo). Selain itu, ada 2 baris orang yang menyanyi sambil bertepuk tangan dan semua penari Tari Saman harus menari dengan harmonis. Dalam Tari Saman biasanya, temponya makin lama akan makin cepat supaya Tari Saman menarik. Tari saman membutuhkan keseragaman formasi dan ketepatan waktu, jadi para penari harus memiliki konsentrasi yang tinggi dan latihan yang serius agar dapat membawakan tari saman dengan sempurna.
Selain itu ada pula Kekuatan Magis yang ada dalam Gerak Tari Saman seperti Pada awal pertunjukan tarian saman di mulai dengan persalaman. Persalaman ini terdiri dari rengum dan salam. Rengum adalah suara bergumam dari seluruh penari. Walau tak terdengar jelas tetapi sebenarnya mereka memuji dan membesarkan nama Allah SWT dengan lafaz;
Hmm laila la ho
Hmm laila la ho
Hmm tiada Tuhan selain Allah
Hmm tiada Tuhan selain Allah
Bila kita menyaksikan pementasan tarian Saman ini, kita akan terdiam seketika saat mendengar gumaman para penari dan ikut larut bersama emosi para penarinya. Rengum ini diucapkan dengan suara rendah namun menggema. Menggetarkan panggung dan jiwa-jiwa penari dan penontonnya. Suasana hening langsung tercipta saat itu. Penonton seperti diajak untuk ikut hikmat dalam mentauhidkan Tuhan.
Gerak tarinya sendiri masih sangat terbatas dan sederhana. Kepala tertunduk dan tangan bersikap sembah. Regum menunjukan penyerahan diri kepada Allah SWT, juga berperan menyamakan vokal dan konsentrasi. Setelah tercipta suasana khidmat lalu dilanjutkan dengan persalaman. Ucapan salam ditujukan kepada penonton dan berbagai pihak dengan ucapan Assalamualaikum. lalu meminta izin untuk bermain Saman (adab dan etika).
Setelah persalaman barulah dilanjutkan dengan Ulu Ni Lagu. Secara harfiah ulu ni lagu berarti kepala lagu. Namun disini lebih berarti ragam-ragam gerak tari. Dalam babakan ulu ni lagu ini gerakan telah bervariasi, kesenyawaan antara gerak tangan, tepuk didada – gerakan badan dan kepala. Namun gerakan masih lamban. Suasana khidmat masih terasa disini. Bagian ini seperti pemanasan sebelum kita diajak dalam ekstase gerak cepat Saman lainnya. Lalu yang disebut sebagai syekh dengan suara melengking akan memberkan aba-aba pada saat akhir gerak ulu ni lagu yang menandakan akan segera berganti gerak dan memasuki ritme cepat dengan ucapan syair:
Inget-inget pongku – male i guncang
Ingat -ingat teman akan diguncang
Masuklah kita pada babak lagu-lagu. Babak ini adalah puncak gerakan tari saman. Para penari dituntut konsentrasi optimal dan stamina yang prima. Selain harus bergerak cepat babak ini juga diselingi dengan vokal bersama (derek). Gerakan yang utuh tampak pada kecepatan gerak tangan yang menghentak dada, paha maupun tepukan, gerakan badan keatas-kebawah secara serentak maupun bersilang, badan miring kekiri – ke kanan kiri serentak maupun bersilang (singkeh kuwen), gerakan kepala mengangguk cepat maupun kepala berputar dibawah (girik), maupun petikan jari. Diselingi gerakan lambat yang diawali ucapan syair dari syekh.
Demikian gerakan ini berulang-ulang antara cepat dan lambat, dengan iringan beberapa lagu. Selain penari yang terbawa dalam ekstase gerakan cepat dan kedinamisannya, para penontonpun ikut menahan nafas mengikuti pergantian gerak dan naik-turunnya ritme tarian. Bagai tersihir dalam gerak indah itu. Kita semua yakin saat kita semua menyaksikan babak ini kita tak ingin mengedipkan mata sedikitpun. Karena kecepatan dan keseragaman yang memukau itulah yang menarik anda seakan ikut dalam irama penari yang bergerak serentak.
Lalu kita diajak mengendorkan ketegangan dan mengembalikan pernafasan dalam babak Uak Ni Kemuh yang berarti secara harfiah obatnya gerak. Diiringi nyanyian sederhana dan nada rendah tidak memaksa. Apabila kondisi penari telah pulih, dimulai gerak cepat yang diawali aba-aba oleh syekh dengan ragam gerak yang lain. Pada saat gerak menggebu-gebu puncak, iringan vokal berhenti hanya terlihat gerak saja. Disini tak ada suara selain suara memukul, menghentakkan dada, tepuk tangan, meghentak paha yang di tarikan secara cepat. Anda dapat bayangkan suasana yang tercipta saat itu. Gerak cepat tanpa vokal inilah yang kemudian bagai menciptakan suasana magis bagi penari dan penontonnya.
Barulah setelah itu kita akan kembali menyaksikan gerak sederhana sebagai penutup dalam tarian saman. Dalam babak ini yang dipentingkan adalah syair, ungkapan kata, kata perpisahan, permintaan maaf kepada penonton dan pihak-pihak tertentu. Setelah menyaksikan tari saman secara keseluruhan kita seperti akan mendapat kesan yang mendalam terhadap tarian ini. Bisa karena kecepatan dalam membawakannya atau suasana magis yang kita rasa saat mengikuti setiap gerak dan ritme tariannya.
Penari
Pada umumnya, tari Saman dimainkan oleh belasan atau puluhan laki-laki. tetapi jumlahnya harus ganjil. Namun, dalam perkembangan selanjutnya, tarian ini juga dimainkan oleh kaum perempuan. Pendapat Lain mengatakan tarian ini ditarikan kurang dari 10 orang, dengan rincian 8 penari dan 2 orang sebagai pemberi aba-aba sambil bernyanyi. Namun, perkembangan di era modern menghendaki bahwa suatu tarian itu akan semakin semarak apabila ditarikan oleh penari dengan jumlah yang lebih banyak. Di sinilah peran Syeikh, ia harus mengatur gerakan dan menyanyikan syair-syair tari Saman.
Dalam penampilan yang biasa saja (bukan pertandingan) dimana adanya keterbatasan waktu, Saman bisa saja dimainkan oleh 10 – 12 penari, akan tetapi keutuhan Saman setidaknya didukung 15 – 17 penari.
Kostum atau busana khusus saman terbagi dari tiga bagian yaitu:
- Pada kepala : bulung teleng atau tengkuluk dasar kain hitam empat persegi. Dua segi disulam dengan benang seperti baju, sunting kepies.
- Pada badan : baju pokok/ baju kerawang (baju dasar warna hitam, disulam benang putih, hijau dan merah, bahagian pinggang disulam dengan kedawek dan kekait, baju bertangan pendek) celana dan kain sarung.
- Pada tangan : topeng gelang, sapu tangan. Begitu pula halnya dalam penggunaan warna, menurut tradisi mengandung nilai-nilai tertentu, karena melalui warna menunjukkan identitas para pemakainya. Warna-warna tersebut mencerminkan kekompakan, kebijaksanaan, keperkasaan, keberanian dan keharmonisan.
Karena tari saman di mainkan tanpa alat musik, maka sebagai pengiringnya di gunakan tangan dan badan. Ada beberapa cara untuk mendapatkan bunyi-bunyian tersebut:
ü Tepukan kedua belah tangan. Ini biasanya bertempo sedang sampai cepat
ü Pukulan kedua telapak tangan ke dada. Biasanya bertempo cepat
ü Tepukan sebelah telapak tangan ke dada. Umumnya bertempo sedang
ü Gesekan ibu jari dengan jari tengah tangan (kertip). Umunya bertempo sedang.
Dan nyanyian para penari menambah kedinamisan dari tarian saman. Dimana cara menyanyikan lagu-lagu dalam tari saman dibagi dalam 5 macam :
§ Rengum, yaitu sebagai pembukaan atau mukaddimah dari tari Saman (yaitu setelah dilakukan sebelumnya keketar pidato pembukaan). Rengum ini adalah tiruan bunyi. Begitu berakhir langsung disambung secara bersamaan dengan kalimat yang terdapat didalamnya, antara lain berupa pujian kepada seseorang yang diumpamakan, bisa kepada benda, atau kepada tumbuh-tumbuhan.
§ Dering, yaitu rengum yang segera diikuti oleh semua penari.
§ Redet, yaitu lagu singkat dengan suara pendek yang dinyanyikan oleh seorang penari pada bagian tengah tari.
§ Syek, yaitu lagu yang dinyanyikan oleh seorang penari dengan suara panjang tinggi melengking, biasanya sebagai tanda perubahan gerak.
§ Saur, yaitu lagu yang diulang bersama oleh seluruh penari setelah dinyanyikan oleh penari solo.
Dalam setiap pertunjukan semuanya itu di sinergikan sehingga mengahasilkan suatu gerak tarian yang mengagumkan. Jadi kekuatan tari Saman tidak hanya terletak pada syairnya saja namun gerak yang kompak menjadi nilai lebih dalam tarian. Ini boleh terwujud dari kepatuhan para penarinya dalam memainkan perannya masing-masing.
Sejalan kondisi Aceh dalam peperangan maka syekh menambahkan syair-syair yang manambah semangat juang rakyat Aceh. Tari ini terus berkembang sesuai kebutuhannya. Sampai sekarang tari ini lebih sering di tampilkan dalam perayaan-perayaan keagamaan dan kenegaraan. Tarian ini pada awalnya kurang mendapat perhatian karena keterbatasan komunikasi dan informasi dari dunia luar. Tari ini mulai mengguncang panggung saat penampilannya pada Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) II dan peresmian pembukaan Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Gemuruh Saman di TMII menggemparkan tidak hanya nusantara namun sampai ke manca negara. Dan saat ini tepatnya pada tanggal 24 November 2011, Tari Saman telah ditetapkan sebagai Daftar Representatif Budaya Tak benda Warisan Manusia oleh UNESCO pada Sidang ke-6 Komite Antar-Pemerintah untuk Pelindungan Warisan Budaya Tak benda. Pertunjukkan tari Saman tidak hanya populer di negeri kita sendiri, namun juga populer di mancanegara seperti di Australia dan Eropa. Dan baru-baru ini tari saman di pertunjukkan di Australia untuk memperingati bencana besar tsunami pada 26 Desember 2006 silam.
Perkembangan teknologi dalam era pembangunan negara dalam era globalisasi negra dan bangsa ini tidak terlepas dari dampak negatif yang akan ditimbulkan. Oleh karena itu jika kita tidak menyadari sejak dini, bahwasanya ada banyak warisan budaya yang harus dijaga kelestariannya khusunya seni tari tradisional yang telah memberikan maknanya tersendiri, maka besar kemungkinan dapat menjerumuskan kita sendiri kepada kepunahan bahkan kehilangan atau diklaim oleh negara-negara lain terutama.
Tari saman merupakan salah satu cara dalam menyampaikan suatu gagasan yang mengandung nilai-nilai pendidikan secara utuh atau keseluruhan , baik dalam hal pendidikan moral ataupun dalam bidang keagamaan. Hal ini akan menimbulkan dampak positif tyersendiri bagi provinsi Nangroe Aceh Darussalam khususnya dan Indonesia pada uumnya dalam perannya di kehidupan sosial budaya terutama dalam kehidupan kesenian, bahasa daerah dan adat istiadat daerah Aceh. Dan untuk dalam bidang moral dan agamanya dapat dilihat dari Tari Saman lewat syair lagu yang dilantunkan dimana selalu menanamkan sifat-sifat baik yang terkandug didalamnya, baik itu menurut moral atau agamanya sekalipun.
Sehingga melalui tari saman, diharapkan Indonesia mampu menunjukkan dan mempromosikan daerah-daerah yang berpotensi guna menarik para wisatawan asing datang mengunjungi Indonesia, bahkan warisan leluhur budaya Indonesia ini mampu memperlihatkan kepada dunia bahwa kesenian tradisional merupakan kemajuan signifikan untuk bersaing pada era modern.
Sumber :
Ø www.id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Aceh_Timur
Ø www.dreamindonesia.wordpress.com/tag/tari-saman-warisan-budaya/
Ø http://ridwanaz.com/umum/seni-budaya/tari-saman-aceh-artikel-syair-dan-sejarah-tari-saman/
Ø www.melayuonline.com
Ø www.nad.go.id
Nama : Anggraeni Masrina
No. Reg : 4423107046
UAS TRADISI ETNIK NUSANTARA
USAHA JASA PARIWISATA 2010
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
0 Response to "KEINDAHAN TARI SAMAN DI TENGAH ERA TARIAN MODERN"
Posting Komentar