KEBERADAAN FOLKLORE (UTS V)


NAMA:EDWINA YUSTITYA
NIM:4423107030
 
KEBERADAAN FOLKLORE
Folklore merupakan bagian dari tradisi bangsa Indonesia. Secara garis besar folklore dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu folklore lisan, folklore sebagian lisan dan folklore bukan lisan. Saat ini dimana zaman kian berubah keadaan folklore semakin terasingkan. Memang tidak semua folklore Indonesia telah hilang, tetpi sebagian besar saat ini bahkan tidak diketahui lagi oleh generasi muda. Terpinggirkannya folklore yang merupakan bagian dari tradisi ini karena adanya beberapa faktor. Faktor-faktor pendorong hilangnya folklore tersebut, diantaranya adalah:
-Meoderenisasi
Moderenisasi yang sedang berlangsung pada saat ini memiliki dampak ganda, yaitu positif dan negatif. Salah satu dampak negatif dari moderenisasi adalah, tergantikannya nilai-nilai tradisional yang ada pada bangsa Indonesia. Pada zaman modern yang global ini, folklore yang merupakan tradisi sudah tidak lagi digenggam erat dan dijaga seperti dulu. Banyak orang bahkan berpendapat bahwa folklore lisan seperti legenda, mitos dan cerita dongeng itu sebagai suatu pembohongan dan pembodohan. Padahal jika ditelaah lebih dalam folklore-folklore tersebut menyimpan dan mengandung filosofi dan nasehat bagi umat manusia dibalik ceritanya. Selain itu upacara adat yang merupakan bagian dari folklore sebagian lisan, saat ini semakin banyak ditinggalkan. Sebagian masyarakat modern yang sibuk bekerja saat ini menganggap bahwa melakukan upacara adat adalah sesuatu yang membuang-buang waktu dan terkesan kuno. Padahal upacara adat adalah bagian dari tradisi dan kebudayaan bangsa Indonesia yang menjadi identitas bagi bangsa. Melupakan upacara adat dan jenis folklore yang lainnya, berarti melupakan juga nilai-nilai tradisional yang telah hidup dan berkembang sejak ribuan tahun yang lalu.

-Kemajuan Teknologi
Dampak positif dari moderenisasi adalah adanya kemajuan teknologi. Tetapi kemajuan teknologi ini juga memiliki sisi yang negatif. Saat ini mengakses informasi dan berita dari berbagai Negara dapat  dilakukan dengan sekejap dan tidak membutuhkan waktu yang lama. Media akses saat ini juga banyak tersedia dan tidak membutuhkan biaya yang besar untuk memilikinya. Dengan kemudahan akses informasi ini mendorong masuk kebudayaan luar ke Indonesia. Dalam proses ini, banyak budaya-budaya barat yang tidak sesuai dengan norma dan kebudayaan Indonesia. Tapi, karena bangsa barat merupakan bangsa yang dinilai unggul, maka masyarakat Indonesia sering meniru dan menganut budaya barat tersebut yang belum tentu sesuai dengan norma yang ada. Maraknya informasi ini menggeser keadaan budaya dan tradisi negeri sendiri. Walaupun masih banyak orang yang berusaha melestarikan budaya dan tradisi Indonesia, tapi banyak juga orang yang mulai melupakan krbudayaannya sendiri dan malah menyebarkan budaya Negara asing di negerinya. Hal ini menjadi keprihatinan sendiri, melihat budaya dan tradisi bangsa Indonesia diasingkan di negerinya sendiri.

-Pesatnya Pembangunan
Saat ini pembangunan di Indonesia sedang berkembang sangat pesat. Hal ini dipicu oleh persaingan ekonomi baik dalam negeri maupun internasional. Di kota-kota besar di Indonesia selalu terlihat bangunan-bangunan gedung yang menjulang dengan gaya modern dan jauh dari model arsitektur rumah adat Indonesia. Pembangunan kearah yang lebih modern memang diharuskan, tetapi jika hal tersebut menyingkirkan nilai-nilai kebudayaan yang ada sangatlah disayangkan. Yang menjadi sasaran dari pesatnya pembangunan ini adalah folklore jenis bukan lisan yang berupa arsitektur tradisional. Bukankah melestarikan bangunan traidisional merupakan tugas dari seluruh anggota suku bangsa yang ada di Indonesia. Lalu mengapa kita malah sering berkiblat kepada arsitektur bangunan bergaya eropa yang jauh dari bentuk arsitektur Indonesia.

Indonesia memiliki 33 provinsi dengan banyak suku yang masing-masing suku tersebut memiliki arsitektur tradisional tersendiri. Tapi sayangnya saat ini banyak masyarakat Indonesia yang tidak mengetahui rupa dan bentuk dari rumah-rumah adat ini. Hanya beberapa arsitektur yang masih sering ditemui di Indonesia. Arsitektur ini berasal dari suku-suku yang besar seperti Suku Jawa, Suku Sunda dan Suku Padang. Yang lainnya hampir tidak terlihat dan jarang diketahui oleh masyarakat.

-Pergeseran Pola Pikir
Globalisasi memicu persaingan yang cukup tinggi antar anggota msyarakat dalam negeri maupun luar negeri. Ekonomi saat ini berputar sangat cepat dan membuat orang-orang harus bekerja ekstra dan melakukan mobilitas yang tinggi. Keadaan seperti ini membuat banyak orang menghabiskan waktu mereka lebih banyak dengan bekerja. Pola pikir mereka di zaman modern ini cenderung pada money oriented. Berbeda dengan zaman dahulu saat persaingan belum tinggi, banyak orang masih memiliki banyak waktu untuk menceritakan dongeng-dongeng kepada anaknya sebelum tidur, banyak orang yang memiliki waktu luang untuk belajar menari tarian tradisional dan melkukan hal lain yang membantu melestarikan kebudayaan dan tradisi Indonesia.


UPAYA PELESTARIAN FOLKLORE
-Kesadaran Diri
Untuk membuat folklore tetap lestari, hal pertama yang harus dimiliki adalah kesadaran dari diri sendiri. Kesadaran ini akan memicu keinginan untuk menjaga dan melestarikan apa yang telah tumbuh dan dimiliki oleh bangsa Indonesia. Saat ini sudah mulai banyak orang yang sadar akan pentingnya folklore sebagai bagian dari tradisi dan berupaya melestarikannya agar tetap dapat eksis dan dikenal luas oleh masyarakat lokal maupun internasional.

-Ajarkan Sejak Dini
Salah satu cara yang tepat unuk menumbuhkan kesadaran akan budaya bangsa adalah mengajarkannya sejak dini. Beritahu anak sejak kecil tentang kekayaan budaya dan tradisi Indonesia serta manfaatnya bagi bangsa. Pupuklah rasa cinta buah hati kepada kebudayaan sejak dini agar selalu melekat diingatanya. Ketidaktahuan membuat seseorang mengabaikan hal tersebut, sebaliknya pengetahuan dan kecintaan yang tinggi terhadap sesuatu akan membuat seseorang melakukan langkah-langkah untuk melestarikan dan menjaganya.

-Ciptakan Wadah
Salah satu cara peletarian folklore adalah dengan menciptakan wadah bagi peminatnya. Sebagai contoh, buatlah sebuah sanggar tari tradisional yang dapat menjadi sarana belajar dan meyalurkan minat serta bakat orang-orang yang meyukainya. Jika minat tersalurkan kecintaan terhadap kebudayaan akan meningkat dan dapat menjadi salah satu cara pelestarian budaya folklore.

-Ajarkan di Sekolah
Memasukkan tentang folklore di sela-sela pelajaran sekolah akan membantu para siswa untuk lebih mengetahi tentang kekayaan budaya bangsa yang mereka miliki. Dengan ini setidaknya mereka akan memiliki rasa memiliki terhadap budaya tersebut dan membuat mereka lebih menghargai folklore yang hidup dan berkembang saat ini.

-Melalui Media Televisi
Saat ini sudah banyak ditayangkan program-program televisi dengan tema kebudayaan. Hal ini menandakan kepedulian masyarakat Indonesia terhadap budaya semakin meningkat. Televisi merupakan media yang paling banyak mempengaruhi masyarakat, dengan adanya program yang menayangkan kebudayaan maka akan membantu kebudayaan tersebut tetap hidup dan lestari.

-Event Kebudayaan
Menyelenggarakan event kebudayaan seperti pagelaran, kompetisi, seminar serta pameran merupakan media pelestarian yang cukup efektif. Sebuah event biasanya akan banyak menarik masa dan dapat meyebarkan informasi secara cepat. Maka dari itu event yang berbasis budaya akan sangat membantu bagi kelestarian folklore dan budaya Indonesia.

-Perhatian Pemerintah
Pemerintah merupakan salah satu faktor utama yang mendorong pelestarian folklore dan kebudayaan Indonesia. Pemerintah adalah pihak yang paling dibutuhkan dalam pelestarian, karena segala keputusan tertinggi berasal dari pemerintah. Jika pemerintah berperan aktif dalam pemerhatian dan pelestarian kebudayaan maka secara tidak langsung masyarakatnya akan ikut melestarikan hal tersebut. Selain itu, pemerintah adalah pihak yang paling besar memiliki sumber dana untuk plestarian budaya Indonesia.

-Pariwisata Berbasis Budaya
Pariwisata Indonesia saat ini berbasis kepada alam dan kebudayaan, hal tersebut terjadi secara alami karena alam dan kebudayaan Indonesia sangat kaya dan beragam. Saat ini pariwisata budaya sedang berkembang pesat, hal ini dapat dilihat dengan semakin banyaknya permintaan terhadap wisata budaya dan berkembangnya banyak desa-desa wisata. Turis yang mengikuti wisata jenis ini secara langsung atau tidak akan mengetahui banyak kebudayaan serta folklore Indonesia sehingga kebudayaan yang beragam ini dapat diketahui oleh banyak orang yang datang baik domestic ataupun internasional dan dapat membantu upaya pelestariannya.


KEBERADAAN FOLKLORE BAGI PEMANDU WISATA
-Sebagai Informasi
Seorang guide atau pramuwisata memiliki tugas pokok sebagai pemberi dan penyampai informasi. Informasi yang disampaikan adalah seluruh informasi yang dianggap perlu untuk disampaikan kepada turis. Informasi yang disampaikan haruslah menarik dan sesuai fakta. Saat seorang guide sedang membawa rombongan tur ke suatu lingkungan budaya maka materi informasi yang disampaikan dapat dari folklore baik lisan, sebagian lisan atau bukan lisan. Maka dari itu sebagai guide penting rasanya mengetahui tentang folklore ini. Pengetahuan yang mendalam tentang materi yang akan disampaikan akan membuat penyampaian materi tersebut mudah dimengerti oleh para turis. Maka dari itu seorang guide harus memiliki modal informasi yang banyak dan mendalam atas folklore sebagai informasi yang akan diberikan untuk turis dan sebagai pemenuhan kewajiban seorang guide sebagai penyampai informasi.

-Sebagai Pencitraan
Saat seorang guide menginformasikan sesuatu kepada tamunya, maka dia akan mempertaruhkan pencitraan diri dan negerinya kepada tamu tersebut. Jika seorang guide memiliki banyak pengtahuan tentang negerinya maka dia akan dianggap berkompetensi sebagai seorang pramuwisata. Sebaliknya jika saat menyampaikan informasi seorang guide terlihat terbata-bata dan tidak menguasai materi maka citra dari guide tersebut dan negaranya akan jelek. Selama perjalanan tour pasti ada saja pertanyaan dari tamu yang disampaikan pada seorang guide, dan guide tersebut harus dapat menjawabnya. Folklore merupakan salah satu bagian dari identitas bangsa Indonesia, dan saat seorang guide menyampaikannya kepada turis khususnya pada turis internasional maka ini merupakan salah satu cara memperkenalkan indonesaia dimata internsional.

-Sebagai Pengarah
Saat mendatangi sebuah kawasan budaya, pastilah ada hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Bagi turis yang datang kesuatu tempat, maka pemberian pengarahan ini haruslah dilakukan agar pantangan-pantangan yang ada ditempat tersebut tidak terlanggar. Dengan mengetahui banyak informasi tentang folklore maka akan semakin banyak pula pengetahuan tentang hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan disuatu wilayah. Maka dari itu keberadaan folklore ini sangat penting bagi pengarahan guide kepada turisnya agar mentaati peraturan.

-Membantu Upaya Pelestarian
Menceritakan tentang folklore kepada turis berarti membantu pelestarian folklore tersebut. Semakin banyak diketahui orang, sebuah folklore akan semakin diingat dan semakin banyak dicintai. Maka dari itu folklore tersebut juga akan tetap lestari selama masih banyak orang yang mengetahui keberadaannya. Dengan kata lain guide yang menginformasikan dan menceritakan tentang folklore Indonesia, berarti juga membantu upaya pelestarian kebudayaan Indonesia.

SUMBER
Original Article 
dibuat 14 Juni 2012

0 Response to "KEBERADAAN FOLKLORE (UTS V)"

Posting Komentar