Aditya Prabowo Raharjo 4423107027
Ujian Tengah Semester “Tradisi Etnik Nusantara”
Part 4

“Rumah Adat Betawi dan Pakaian Tradisional Betawi”

Rumah Tipe Gudang
Pada masa sekarang ini rumah-rumah adat tradisional khas Betawi yang benar-benar asli di Jakarta sudah sangat langka. Namun, di beberapa tempat seperti di sekitar Marunda, Condet maupun daerah-daerah pinggiran lain, rumah tradisional khas Betawi masih dapat ditemukan.

Ada 4 (empat) tipe bentuk rumah tradisional yang dikenal oleh orang Betawi, yaitu tipe Gudang, tipe Bapang, tipe Kebava dan, tipe joglo.
A. Rumah Gudang
Salah satu jenis rumah adat Betawi adalah Rumah Gudang. Rumah ini berbentuk persegi panjang yang memanjang dari depan ke belakang. Atap rumahnya tampak seperti pelana kuda atau 
perisai, dan di bagian muka rumah terdapat atap kecil yang berfungsi sebagai penahan tempias hujan atau cahaya matahari.
Rumah Tipe Bapang

B. Rumah Bapang
Selain Rumah Gudang, ada juga Rumah Bapang, bentuknya sangat simpel dan sederhana dengan bentuk dasar kotak. Secara keseluruhan, Rumah Betawi berstruktur rangka kayu atau bambu, sementara alasnya berupa tanah yang diberi lantai tegel atau semen.

Layaknya rumah tinggal, Rumah Bapang juga memiliki ruang tamu, ruang keluarga, ruang tidur, kamar mandi, dapur, dan dengan tambahan teras. Dalam kebiasaan sehari-hari, masyarakat Betawi umumnya menjadikan teras rumah yang cukup luas sebagai tempat menerima tamu. Mungkin jika Anda masih ingat sinetron Si Doel Anak 
Sekolahan, keluarga Si Doel juga menempatkan kursi tamu di salah satu sisi teras, dan sebuah bale-bale untuk bersantai di sisi lainnya.

Rumah Tipe Kebaya
C.Rumah tipe Kebaya memiliki beberapa bagian;
1.Langkan yaitu bagian rumah yang berpagar rendah dan berfungsi sebagai serambi rumah, dibuat dari kayu atau bambu.

2.Ruang depan, biasanya terbuka setiap saat tanpa ada pintu yang menghalangi seseorang untuk masuk, yang melambangkan sifat orang Betawi yang terbuka dan ramah.

3.Balai-balai dari bambu, merupakan perlengkapan utama dan terdapat di ruang depan, fungsinya untuk menerima tamu.

4.Atap dan wuwungan, jika dilihat dari depan akan tampak berbentuk segi tiga sama kaki dengan tambahan pet sebagai penahan hujan atau panas, sedangkan dari samping akan tampak berbentuk trapezium. Bagian atap (wuwungan) pada pertemuan sisi kaki segi tiga sama kaki dengan sisi kaki trapesium disebut jurai. Jurai adalah genting yang dipasangkan atau dipaku pada ander sebagai penghubung sisi kaki segi tiga dengan sisi kaki trapesium untuk menahan air agar tidak masuk ke dalam rumah.

5.Jendela bulat yang biasanya terdapat di samping kiri atau kanan ruang depan ada yang ditutup dengan daun jendela, sering kali ditutup dengan jeruji. Jendela bulat yang dikenal oleh orang Betawi adalah sama sekali tidak menggunakan daun jendela ataupun jeruji yang disebut melompang.

6.Jendela intip, dua buah jendela yang terdapat di kiri kanan pintu masuk keruang dalam yaitu jendela berjeruji kayu berukir dan tidak berdaun jendela, fungsinya untuk mengintip tamu yang datang.

7.Lantai rumah, baik lantai tanah maupun lantai rumah panggung biasanya jauh lebih tinggi dari halaman rumah, maksudnya untuk menghindari masuknya air ke dalam rumah, sedangkan rumah panggung juga berfungsi untuk menghindari gangguan binatang atau gangguan tamu-tamu di malam hari yang bermaksud kurang baik.

D. Rumah Joglo
Rumah tipe Joglo, beberapa bagian yang melengkapi adalah sebagai berikut :
•Ruang depan, merupakan ruang terbuka dengan kayu jati terukir sebagai langkannya dan berfungsi sebagai tempat menerima tamu.
•Ruang tamu perempuan, ruang tamu khusus untuk tamu wanita
•Ruang tidur atau pangkeng.
•Pendaringan, yang berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan tempayan berisi beras dan balai-balai kecil untuk meletakkan barang.
•Tapang, ruangan kecil dengan balai-balai yang berfungsi serba guna, di mana tersedia kendi dan peralatan minuman lainnya
•Dapur, di mana terdapat tungku tradisional dengan tiga lubang biasanya dari tanah liat.
•Kamar mandi, biasanya dilengkapi dengan padasan, sumur beserta senggotnya.
Rumah Tipe Joglo


Halaman rumah orang Betawi pada umumnya ditanami dengan berbagai macan tumbuhan. Apabila luas halaman rumah mencukupi maka beberapa jenis pohon yang biasa ditanam adalah rambutan, nangka, kecapi, petai, jengkol, jamblang, duku, salak, tangkil, dan sebagainya. Di seputar rumah biasa ditanami pula dengan jenis tanaman perdu yang berfungsi sebagai "apotek hidup" antara lain jahe, kunyit, lengkuas, kencur, temulawak, beluntas, dan lain sebagainya.





Pakaian adat betawi terdiri dari beberapa jenis, baik untuk laki-laki maupun wanita. Pakaian adat masyarakat Betawi seperti halnya pakaian adat yang berlaku di provinsi lain, dipengaruhi oleh kebudayaan atau adat lainnya. Pengaruh tersebut dapat kita lihat dari pakaian adat Betawi untuk pakaian sehari-hari dan pakaian pengantin.
Pakaian Sehari-Hari Laki-Laki

Pakaian adat Betawi yang dipergunakan oleh para kaum lelaki Betawi terdiri dari:


* Baju koko (sadariah). Baju koko yang dikenakan disebut juga sadariah. Bentuknya sama dengan baju koko pada umumnya, hanya biasanya berwarna polos.
* Celana batik. Celana batik yang dikenakan adalah celana kolor batik panjang. Dengan warna yang tidak terlalu ramai, biasanya hanya putih, cokelat, dan hitam dalam motif-motifnya.
 * Kain pelekat. Kain pelekat ini bentuknya seperti selendang yang ditempatkan sebelah pundak atau diselempangkan pada leher.


* Peci. Peci yang digunakan pada umumnya berwarna hitam berbahan beludru yang menjadi ciri khas masyarakat Betawi.

Pakaian Sehari-Hari Perempuan

Untuk perempuan Betawi, pakaian adat yang dipergunakan sehari-hari terdiri dari:

* Baju kurung berlengan pendek. Baju kurung yang dikenakan memiliki lengan pendek, tak jarang ditambahkan saku di bagian depannya dengan warna-warna yang mencolok.
* Kain sarung batik. Kain sarung batik yang sering dikenakan perempuan-perempuan Betawi biasanya bercorak geometri dengan warna-warna yang cerah untuk dipadupadankan dengan baju kurung yang digunakan.
* Kerudung. Kerudung yang digunakan yaitu selendang yang dikenakan pada kepala para perempuan Betawi. Warnanya serasi dengan baju kurung yang mereka kenakan.

Pakaian Pengantin Laki-Laki

Pakaian pengantin Betawi dipengaruhi oleh berbagai adat, di antaranya adalah adat Arab, Cina, Melayu, dan Barat. Pakaian adat Betawi yang dipergunakan untuk pernikahan adat Betawi laki-laki disebut Dandanan care haji. Pakaian pengantin laki-laki ini meliputi jubah dan tutup kepala. Jubah terbuat dari bahan beludru yang berwarna cerah. Jubah dalamnya terbuat dari kain berwarna putih yang halus. Sedangkan tutup kepala terbuat dari sorban disebut juga Alpie. Sebagai pelengkap dipergunakan selendang bermotif benang emas atau manik-manik yang warnanya cerah. Agar lebih serasi, pengantin lelaki pernikahan adat Betawi mempergunakan sepatu pantofel.

Pakaian Pengantin Perempuan

Pengantin perempuan dalam pernikahan adat Betawi mempergunakan pakaian adat betawi yang disebut Rias besar dandanan care none pengantin cine. Baju yang dikenakan blus bergaya Cina dengan bahan satin yang berwarna cerah. Bawahannya menggunakan rok atau disebut Kun yang berwarna gelap dengan model duyung. Warna yang sering digunakan hitam atau merah hati. Sebagai pelengkap bagian kepala digunakan kembang goyang dengan motif burung hong dengan sanggul palsu, dilengkapi dengan cadar di bagian wajah. Pada bagian sanggul dihiasi juga dengan bunga melati yang dibentuk roonje dan sisir. Perhiasan lain yang dipergunakan adalah kalung lebar, gelang listring, dan hiasan teratai manik-manik dikalungkan di bagian dada, serta selop dengan model perahu sebagai alas kaki.


Sumber:

0 Response to " "

Posting Komentar